Sebenarnya apa si itu PM 2.5?
PM 2.5 dan PM 10 memang cukup awam di telingan masyarakat, namun ternyata polutan ini sedang ramai dibahas loh diberbagai artikel dan jurnal kesehatan..
PM 2.5 sendiri merupakan singkatan dari particulate matter 2.5. PM 2.5 adalah polutan udara yang berukuran sangat kecil yakni sekitar 2,5 mikrometer dimana ukuran tersebut lebih kecil dibandingkan 3% dari diameter rambut manusia. Istilah PM merupakan istilah campuran untuk partikel pada dan cair yang ditemukan di udara, adapun bentuk partikel ini seperti debu, kotoran, jelaga, dan asap.
Dengan ukurannya yang begitu kecil tentunya tidak mudah melihat partikel ini dengan mata telanjang, sehingga jika ingin melihat secara jelas kita perlu memakai mikroskop elektron. PM 2.5 ini sendiri terbentuk dan terdiri dari ratusan bahan kimia yang berbeda.
PM 2.5 terbentuk di atmosfer akibat dari adanya reaksi bahan kimia seperti sulfur dioksia dan nitrogen oksida. Polutan ini berasal dari pembuangan pembangkit listrik, industri, dan mobil. PM juga dapat dipancarkan langsung dari ladang, cerobong asap, dan pembuatan dalam aspal.
Beberapa polutan terdiri dari cairan yang disebut aerosol. Aerosol alami dapat berasal dari garam laut, debu, dan abu vulkanik. Adapun aerosol buatan dapat berasal dari pembakaran batu bara, pembakaran hutan, dan pembakaran biomassa seperti pertanian dan pembukaan lahan.
Nilai Ambang Batas (NAB) merupakan batas konsentrasi polusi udara yang diperbolehkan berada dalam udara ambien. NAB untuk PM 2.5 adalah 65 µgram/m3.
BMKG membagi level polusi udara PM 2.5 di Indonesia yakni :
- Level baik : 0-15 µgram/m3
- Level sedang : 16-65 µgram/m3
- Tidak sehat : 66-150 µgram/m3
- Sangat tidak sehat : 151-250 µgram/m3
- Level berbahaya : > 250 µgram/m3
Berbagai material yang terkandung dalam PM 2.5 ini dapat menyebabkan gangguan saluran pernafasan seperti infeksi pernafasan akut (ISPA), kanker paru-paru, kardiovaskular, kematian dini, dan penyakit paru-paru obstruktif kronis (Novirsa et al.,2012; WHO, 2006). PM 2.5 dapat menembus pertahanan sistem saluran pernafasan manusia dan dapat terikat dengan darah manusia melalui pertukaran udara pada alveolus di paru-paru. Partikulat dapat mengendap dalam saluran pernafasan melalui beragam mekanisme fisik antara lain sedimentasi, impaksi, difusi, intersepsi, dan elektronik presipitasi (Brown, 2015).
Namun ternyata tidak hanya PM 2.5 saja tapi juga ada satu polutan lain yang cukup berbahaya dan disebut sebagai PM 10. Yuk simak apa perbedaan diantara kedua polutan tersebut!
- Ukuran : Sesuai dengan namanya, PM 10 berukuran 10 mikrometer atau lebih kecil dan umunya ditemukan pada debu dan asap. PM 2.5 berukuran 2,5 mikrometer. Kedua partikel ini berukuran lebih kecil dibanding dengan diameter rambut manusia yang umumnya berukuran 50-70 mikrometer.
- Sumber emisi : PM 2.5 umumnya berasal dari emisi pembakaran bensin, minyak, bahan bakar, dan kayu. Sedangkan PM 10 ditemukan di tempat pembangunan, pembuangan sampah, pertanian, kebakaran hutan, debu, serbuk sari, dan fragmen bakteri.
- Dampak kesehatan : Dalam jangka pendek, PM 2.5 dapat menyebabkan penyakit jantung, paru-paru, bronkitis, dan serangan asma. Hal ini dapat tertular pada semua kalangan dimulai dari bayi hingga orang dewasa. Adapaun efek jangka panjang dari menghirup PM 2.5 adalah kematian dini,
penyakit jantung, paru kronis, dan penurunan fungsi paru pada anak-anak. Sedangkan dampak jika terpapar PM 10 adalah berpotensi terkena penyakit pernafasan seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronik, jika terpapar dalam jangka panjang dampaknya akan lebih mengerikan yakni berpotensi menyebabkan kematian.
- Dampak lingkungan : PM 2.5 dapat mempengaruhi cara pandang mata, karena cahaya yang diserap dan dihamburkan di atmosfer. Baik PM 2.5 ataupun PM 10 juga mampu mendorong terjadinya pemanasan global dan berpengaruh pada udara dingin. Selain itu, kandungan senyawa logam pada partikel udara dapat mengubah pertumbuhan dan hasil tanaman.
- Partikel udara dalam rumah : PM 2.5 dapat ditemukan pada bagian pintu, jendela, dan kaca. Selain itu, partikel udara bisa terbentuk dari penyegar udara dan produk pembersih rumah tangga.
penyakit jantung, paru kronis, dan penurunan fungsi paru pada anak-anak. Sedangkan dampak jika terpapar PM 10 adalah berpotensi terkena penyakit pernafasan seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronik, jika terpapar dalam jangka panjang dampaknya akan lebih mengerikan yakni berpotensi menyebabkan kematian.
Komentar
Posting Komentar